BULAN PLANET BUATAN MANUSIA






Debu bulan merupakan bahan lekat yang terdiri dari komponen kompleks, yang memancarkan sebuah aroma misterius. Foto: pada 20 Juli 1969 jejak astronot Apollo 11 ketika mendarat di bulan. (AFP/NASA)




Debu bulan merupakan bahan lekat yang terdiri dari komponen kompleks, yang memancarkan sebuah aroma misterius. Foto: pada 20 Juli 1969 jejak astronot Apollo 11 ketika mendarat di bulan. (AFP/NASA
“Di mata ilmuwan, bulan adalah “makhluk aneh yang serba kebetulan”. Ia aneh, dikarenakan di dalam ilmu astronomi tidak terdapat satelit yang bagaikan bulan dengan perbandingan proporsi volume luar biasa besar, juga tidak terdapat orbit satelit yang berbentuk bulat, kecuali satelit buatan manusia. Ia aneh, karena banyak data dari bulan yang “kebetulan pas” dengan sejumlah rancangan presisi. Misalnya: jarak matahari - bumi, 395 kali jarak bumi - bulan, sedangkan radius matahari “kebetulan” 395 kali radius bulan, sehingga bulan yang dilihat manusia di atas bumi pas sebesar matahari, itulah mengapa ada gerhana bulan total...”
Waktu yang dibutuhkan bulan untuk berputar sekali pada orbitnya juga “kebetulan” sama dengan waktu yang ia butuhkan untuk berevolusi mengelilingi bumi satu kali, maka itu bulan selamanya menghadap ke bumi dengan satu sisi yang sama. Bulan terletak di antara matahari dan bumi, kebetulan dengan sebuah derajat kemiringan tertentu, yang pada malam hari mampu memantulkan sinar matahari itu ke atas bumi untuk menerangi langit manusia di bumi.
Apakah semuanya itu kebetulan yang tidak disengaja? Di dalam mata penjelajah sesungguhnya, di dunia ini tidak ada kebetulan yang tanpa sebab, di balik kebetulan pasti terdapat sumber muasalnya.
20 November 1969, ketika astronot Apollo-12 menggunakan bagian pelontar dari kabin pendarat bulan untuk menubruk permukaan bulan, biro penelitian gempa bumi segera menyampaikan hasil yang mengejutkan yakni:
Ditilik dari getaran gempa, bulan merupakan sebuah benda bulat berbahan logam dengan rongga di tengahnya. Dari penemuan ilmiah ini disimpulkan: bulan adalah hasil ciptaan umat manusia pada zaman prasejarah.
Magnet rendah tanda tengah bulan kosong
Dalam jagad raya, setiap obyek alam semesta pasti memiliki medan magnet, dan melalui penelitian ditemukan, bulan nyaris tidak memiliki medan magnet. Para ilmuwan berasumsi medan magnet bumi berasal dari inti bumi yang terletak di kedalaman bumi.
Inti bumi terdiri atas inti dalam dan inti luar. Inti dalam merupakan zat padat, inti luar zat cair. Angka rekatnya (viskositas) sangat kecil. Ia dapat bergulir dengan cepat, menimbulkan arus induksi, sehingga menimbulkan medan magnet.
Kekuatan medan magnet bumi antara 0,35-0,7 Oersted (satuan ukuran magnet, diambil dari fisikawan Denmark Hans Christian Orsted, 1777-1851), dari sisa alami batu meteorit diperkirakan 0,59 Oersted, karena seluruh obyek alami seperti halnya bumi, bagian dalamnya berisi. Itulah mengapa mereka memiliki medan magnet.
Akan tetapi bulan sama sekali berbeda. Menurut sample bebatuan bulan yang ditambang oleh awak wahana antariksa Apollo, dan berdasarkan pengukuran langsung medan magnet permukaan bulan, taraf kekuatan medan magnet di sekeliling bulan tidak sampai 1/1000 dari kekuatan medan magnet bumi, bulan hampir tidak memiliki medan magnet. Dari situ bisa disimpulkan, bagian dalam bulan bukan seperti inti dalam bumi melainkan kosong. 










Percobaan gempa bulan membuktikan bagian tengah bulan adalah kosong. (NEW EPOCH WEEKLY)
Bukti Bulan berongga
Di dalam bukunya yang diterbitkan pada 1976, ilmuwan NASA L.Richard Lewis menulis, kepadatan (densitas) sample batu dari permukaan bulan yang dibawa astronot Apollo-11 dan 12, jika dibandingkan dengan densitas batu di bumi jauh lebih besar. Densitas batu bulan antara 3,2 - 3,4 gram/cm³, densitas batu bumi hanya antara 2,7 - 2,8 gram/cm³.
Akan tetapi, densitas rata-rata bulan 3,33 gr/cm³, sedangkan densitas bumi 5,5 gr/ cm³, nyaris berbeda separuh. Ilmuwan Dr. Harrods Yuri beranggapan hal ini lantaran “titik berat” bulan adalah kosong. Dr. Calkins dari Royal Astronomical Society  - Inggris, di dalam bukunya “Bulan kita” beranggapan, di dalam bulan terdapat lubang kosong dengan volume 14 juta mil³.  
Dr. Solomon dari Massachusetts Institute of Technology melakukan penelitian terhadap titik berat bulan, ia juga menyinggung bagian dalam bulan kemungkinan kosong. Di dalam majalah penelitian berskala internasional Moon, ia menulis: “Sesuai pengamatan ‘alat perputaran orbit bulan’, kami memperoleh wawasan luas berkaitan dengan bulan, terutama di dalam bidang yang berkaitan dengan gaya berat. Bisa juga dikatakan, bagian dalam bulan ada kemungkinan kosong.” 
Selapis kerak sangat keras
Ilmuwan mengatakan, kawah di permukaan bulan terbentuk oleh benturan batu meteorit dan komet. Di bumi juga terdapat sejumlah kawah (meteorit). Penelitian menunjukkan, jika sebuah meteorit dengan radius beberapa mil dengan kecepatan 30.000 mil/detik (setara dengan kekuatan 1 juta ton TNT) menubruk bumi atau bulan, kedalaman yang ditimbulkannya seharusnya 4-5 kali lipat radius. Kawah di bumi selalu demikian.
Namun kawah di bulan aneh bin ajaib, seluruh kawah ternyata “sangat dangkal”. Misalnya Kawah Gagarin yakni kawah terdalam di permukaan bulan, hanya sedalam 4 mil. Padahal radiusnya selebar 186 mil. Dari estimasi ilmiah, terlihat jelas apabila dengan radius 186 mil, kedalamannya minimal seharusnya 700 mil, namun realitanya kedalaman Kawah Gagarin hanyalah 12% dari radius meteorit.  
Mengapa bisa demikian?
Para ilmuwan tak mampu menjelaskan fenomena itu, juga tidak melakukan penjelasan, karena mereka di dalam hatinya tahu, begitu dijelaskan maka bisa menggulingkan semua wawasan tentang bulan yang sudah terbentuk.
Para ilmuwan hanya bisa beranggapan, pada kedalaman 4 mil dari permukaan bulan terdapat satu lapis struktur materi yang sangat keras yang tak mampu ditembus meteorit, itulah sebabnya, seluruh kawah sangat dangkal. Maka apakah selapis struktur materi  sangat keras itu? Mengapa bumi atau obyek bulat alami lainnya tidak memiliki materi keras seperti itu? Jangan-jangan itu merupakan kerak luar berbahan logam.  
Tidak mungkin alami eksis
Pada kawah bulan terdapat banyak sekali lahar, ini tidak aneh. Yang ajaib, lahar tersebut mengandung sangat banyak elemen logam langka di bumi seperti: titanium, kromium, itrium dan lain-lain. Logam-logam tersebut semuanya sangat keras, tahan suhu tinggi dan anti karat.
Para ilmuwan memprediksi, jika hendak melebur elemen logam tersebut, minimal harus dengan suhu di atas 2.000° atau 3.000° C. Akan tetapi bulan merupakan sebuah “planet sunyi dan mati” di angkasa, minimal selama 3 miliar tahun ini tidak ada kegiatan gunung berapi. Oleh karena itu di atas bulan bagaimana bisa menghasilkan banyak elemen logam yang membutuhkan temperatur tinggi?
Selain itu, setelah para astronot membawa pulang tanah dan bebatuan bulan sebanyak 380 kg, ternyata ditemukan mengandung besi murni dan titanium murni, yang di alam bebas logam murni tersebut tak bisa terbentuk.
Di alam bebas, logam kebanyakan eksis dalam bentuk oksida dan senyawa lainnya, sedangkan yang eksis dalam bentuk logam murni sangatlah jarang, pada umumnya membutuhkan teknik peleburan canggih barulah logam bisa dijadikan molekul tunggal. Maka, siapa gerangan yang telah merafinat (memurnikan) logam-logam tersebut?
Aroma asap mesiu 
Pada 2006, situs NASA mengungkap tanah bulan kelihatan sama normalnya dengan tanah di bumi, tetapi ia bukanlah sesederhana seperti wujudnya. Penelitian astronot membuktikan, debu bulan terbentuk dari banyak macam materi rumit yang bersifat melekat dan memancarkan aroma misterius. Namun beberapa puluh tahun ini, ilmuwan belum juga mengungkap teka-teki aroma yang dipancarkan debu bulan.
Setiap astronot Apollo pasti pernah mencium aroma debu bulan. Mereka tidak mungkin mendekatkan wajahnya ke permukaan bulan. Akan tetapi setiap kali selesai melakukan perjalanan dari bulan, mereka meletakkan debu bulan di dalam kendaraan pendarat. Debu bulan berupa semacam bahan berdaya rekat.  bisa melekat di sepatu, sapu tangan dan semua permukaan benda yang terbuka.
Sebelum kembali memasuki kapsul pendarat bulan, bagaimanapun para astronot dengan kuat mengibaskan debu dari baju mereka, ia masih saja bisa menyelinap ke dalam kabin. Begitu astronot melepas helm dan sarung tangan, mereka lantas mencium “aroma bulan” yang membingungkan. 
Gene Cernan, astronot Apollo-17 sewaktu membahas debu bulan mengatakan, “Saya sungguh ingin memberitahu Anda sebuah hal yang mengejutkan, mereka memancarkan semacam aroma asap mesiu!” 
Charlie Duke, astronot Apollo-16 mengatakan, “Debu bulan memiliki semacam aroma keras. Saya rasa baunya seperti peluru yang telah ditembakkan.” Jack Schmidt, astronot Apollo-17 mengatakan, “Semua astronot Apollo pernah menembakkan senapan. Maka, ketika mereka membicarakan aroma debu bulan tercium bagai bau mesiu yang ditembakkan, mereka sadar akan kata yang diucapkan.”
Namun yang mengherankan ialah begitu dibawa ke bumi, debu bulan tidak membawa lagi aroma tersebut. Lunar Receiving Laboratory  Johnson Space Center NASA memiliki ratusan kilogram debu bulan. Di sana, ilmuwan menyatakan aroma misterius bulan tersebut sudah sirna.
Jelas, debu bulan dan mesiu bukan satu hal yang sama. Mesiu modern tanpa asap, terbuat dari campuran nitroselulosa dan nitrogliserin. Dalam debu bulan tidak ditemukan bahan organik yang mudah terbakar. Dibakar dengan korek api tidak akan terjadi ledak-an. Maka sebetulnya terbuat dari bahan apakah debu bulan itu?
Realitanya, hampir separuh debu bulan merupakan silika vitreous yang ditimbulkan meteorit ketika menumbuk bulan. Tumbukan tersebut telah berlangsung selama 1 miliar tahun, tanah permukaan telah berubah menjadi silika, bahan yang sama terurai menjadi pecahan. Disamping itu, zat besi, kalsium dan magnesium dari bahan mineral seperti olivin dan piroksen juga kaya debu bulan. Ia sama sekali berbeda dengan mesiu, hingga kini para ilmuwan masih belum mengetahui bagaimana aroma seperti itu timbul. Barangkali suatu hari nanti para ilmuwan bisa menemukan jawabannya dari bulan buatan manusia yang unik tersebut.
Menara misterius
4 Februari 1966, setelah pesawat luar angkasa tak berawak Luna – 9  milik Uni Soviet melakukan  pendaratan di Oceanus Procellarum (Ocean of Storms, sebuah lokasi tepi barat bulan, pada sisi yang berdekatan dengan bumi), telah menjepret dua deret struktur benda berbentuk menara dengan jarak sama.
Dr. Ivanov mengatakan, “Mereka dapat membentuk pantulan cahaya matahari yang keras, mirip dengan tanda di sebelah “landasan pacu”. Dr. Ivanov menghitung berdasarkan panjang bayangan tersebut kira-kira setinggi gedung 15 lantai. Ia menambahkan, “Di sekitar situ tidak terdapat dataran tinggi yang bisa menggelindingkan batu karang ke tempat sekarang yang dapat membentuk deretan geometris.” 
20 November 1966, di atas angkasa berjarak 46 km dari  “Lautan Hening” pesawat pengintai US Track II berhasil memotret beberapa struktur benda berbentuk piramida, ilmuwan memprediksi ketinggiannya antara 15-25 meter, juga dengan bentuk deret geometris, selain itu warnanya lebih pudar daripada tanah dan batu karang di sekelilingnya, jelas bukan benda alami.
Apabila struktur benda berbentuk menara yang dapat memantulkan sinar matahari itu dibuat oleh manusia zaman pra sejarah, maka apakah tujuannya?
Gunung berbentuk cincin di permukaan bulan seolah mencatat rahasia kecerdasan khusus. Di dalam proses pelaksanaan perencanaan pendaratan Apollo di bulan, astronot pernah menjepret gunung berbentuk cincin di permukaan bulan. Foto tersebut mengungkap sebuah informasi mengejutkan, di atas gunung cincin tersebut jelas terdapat bekas perubahan sintetis (bukan alami).
Misalnya di bagian dalam gunung gelang itu terdapat sebuah sudut siku yang rapi dengan masing-masing sisi sepanjang 25 km, bersamaan itu di atas tanah dan dinding gunung berbentuk cincin tersebut juga terdapat tanda-tanda bekas perbaikan.    
Sinyal Bulan
Yang membuat para ilmuwan terperanjat, bulan itu tidak bisu. Ia dapat mengirim sinyal. Pada misi penerbangan Apollo-15,  Scott dan Michael Owen sekali lagi menginjakkan kaki di tanah bulan.  Petugas penghubung di atas bumi sangat terkejut mendengar sebuah suara peluit panjang (juga terekam oleh alat perekam).
Seiring dengan perubahan nada di dalam suara peluit itu telah terdengar sebuah “kata” yang diulang-ulang dan terdiri atas 20 huruf. Bahasa asing yang berasal dari bulan itu telah memutus hubungan komunikasi astronot dengan Houston. Kasus ini hingga kini merupakan teka-teki yang belum terungkap.
Apa tujuan Bulan dibuat?
Dari realita tersebut di atas bisa disimpulkan: bulan adalah ciptaan umat manusia dahulu kala. Mengenai bagaimana wujud umat manusia masa silam tersebut, akan kita bahas pada serial berikut.
Manusia zaman sekarang telah meluncurkan banyak satelit, sebagian besar dimanfaatkan untuk kegunaan khusus seperti komunikasi, ramalan cuaca, pengukuran dan lain-lain, dari situ bisa dianalogkan, jika tingkat iptek umat manusia terdahulu lebih maju, dalam hal mencipta satelit berukuran raksasa juga bukan hal yang mustahil lagi.  
Maka untuk apa ada bulan? Ilmuwan Rusia pernah memikirkan mencipta sebidang cermin di ruang angkasa dan menggunakannya untuk memantulkan sinar matahari ke atas bumi agar memberikan cahaya malam hari kepada bumi.
4 Februari 1999, dua astronot dari stasiun ruang angkasa MIR - Rusia melepas bulan buatan secara eksperimensial ke luar angkasa, namun dibandingkan dengan bulan volumenya sangat-sangat kecil dan tidak berarti.

14 komentar:

ari mengatakan...

keren nih blog...

berna mengatakan...

thnks...infonya yaa....gue copas nih..hihihih

dinda mengatakan...

ikut ahhhhhh...

lita mengatakan...

blognya sih biasa aja, tapi artikelnya mantafff...hehee

Anonim mengatakan...

sesat, mana ayat di Al Quran yang menguatkan ? Ini pada gak beragama ya yang bilang keren?

Anonim mengatakan...

ok

Anonim mengatakan...

fgdfhgdfh

Anonim mengatakan...

jangan dulu berargumen sesat mas..
kalo salah dosa lho..
terus ada g isi alquran yg menyatakan bulan bukan buatan manusia?..
kita makhluk berakal..
malaikat aja sujud sama kita ( yg akalnya digunakan untuk mencari keridhoan Alloh )..
jangan menilai masuk akal tidaknya sesuatu hanya terbatas pada nalar kita zaman sekarang..
Alloh berkuasa untuk menjadikan makhluknya memiliki kemampuan yg tidak bisa dibayangkan dengan nalar kita sekarang..
inget cerita nabi sulaiman?
nabi muhammad membelah bulan?
jangan terkedilkan fikiran kita oleh dogma "teori evolusi" yg menganggap zaman sekarang paling maju.
wassalam..

Anonim mengatakan...

Bulan adalah ciptaan TUHAN yang berguna bagi manusia (Kitab Kejadian 1: 14-19.

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

hati-hati dengan pemikiran yg lebih mengutamakan logika dari pada agama.. Iptek sangat baik,, namun jika dalam Agama ( Al-quran ) tidak sesuai mk kita sebagai ummat Beragama islam tidak boleh menerima logika dari pada Al-qur'an.
buatan manusia tidak ada yg sempurna,, jk bulan buatan manusia lantas bagaimanakah proses bulan terhadap bumi dan matahari yg pada porosnya, tidak pernah mengalami kesalahan dari dulu hingga saat ini,, ciptaan manusia tdk ada yg sempurna.
* saat zaman Nabi Yusuf,, Beliau bermimpi,, Matahari, Bulan dan Bintang tunduk terhadapnya,, Nabi yusuf hidup sudah milyaran tahun silam. ciptaan manusia tdk ada yg sempurna.
*dalam Al-quran sudah dijelaskan proses bulan , matahari dan Bumi sesuai Perintah Allah.. ciptaan manusia tdk ada yg sempurna.
* Rosulallah pernah membelah Bulan atas Ijin Allah. ciptaan manusia tdk ada yg sempurna.

jika bulan Buatan manusia pasti manusia-manusia pilihan Allah ( Nabi-nabinya ) pasti akan di beritahu Allah tuk dikabari kpd Ummatnya.
ciptaan manusia tdk ada yg sempurna.

Unknown mengatakan...

hati-hati dengan pemikiran yg lebih mengutamakan logika dari pada agama.. Iptek sangat baik,, namun jika dalam Agama ( Al-quran ) tidak sesuai mk kita sebagai ummat Beragama islam tidak boleh menerima logika dari pada Al-qur'an.
buatan manusia tidak ada yg sempurna,, jk bulan buatan manusia lantas bagaimanakah proses bulan terhadap bumi dan matahari yg pada porosnya, tidak pernah mengalami kesalahan dari dulu hingga saat ini,, ciptaan manusia tdk ada yg sempurna.
* saat zaman Nabi Yusuf,, Beliau bermimpi,, Matahari, Bulan dan Bintang tunduk terhadapnya,, Nabi yusuf hidup sudah milyaran tahun silam. ciptaan manusia tdk ada yg sempurna.
*dalam Al-quran sudah dijelaskan proses bulan , matahari dan Bumi sesuai Perintah Allah.. ciptaan manusia tdk ada yg sempurna.
* Rosulallah pernah membelah Bulan atas Ijin Allah. ciptaan manusia tdk ada yg sempurna.

jika bulan Buatan manusia pasti manusia-manusia pilihan Allah ( Nabi-nabinya ) pasti akan di beritahu Allah tuk dikabari kpd Ummatnya.
ciptaan manusia tdk ada yg sempurna.

Unknown mengatakan...

Bulan memang buatan tuhan melalui tangan manusia.

Unknown mengatakan...

Yang bener adalah AlQur'an

Posting Komentar