ULASAN TENTANG BULAN, SATELIT BUATAN MANUSIA: SIAPAKAH PENCIPTA REMBULAN?


Suku Maya pada beberapa ribu tahun silam ternyata mengukir punggung bulan di atas daun pintu kuil Bulan. Di dalam relief kuil dan prasasti Maya juga terukir seorang pemuda dengan mengenakan helm, sedang mengoperasikan sebuah mesin yang menyerupai pesawat antariksa. (ZHENGJIAN.NET)


Suku Maya pada beberapa ribu tahun silam ternyata mengukir punggung bulan di atas daun pintu kuil Bulan. Di dalam relief kuil dan prasasti Maya juga terukir seorang pemuda dengan mengenakan helm, sedang mengoperasikan sebuah mesin yang menyerupai pesawat antariksa. (ZHENGJIAN.NET)

“Kapan ada bulan purnama lagi? Biar arak bertanya kepada langit biru.” Sebuah pertanyaan pada Langit dimasa silam oleh Su Shi, pujangga China tersohor zaman Dinasti Song, nampaknya dilihat kembali pada saat ini bukanlah hal sepele. Pada Hari Raya Tiong-jiu 2010 (yang tahun ini jatuh pada 22 September 2010), orang-orang mendongak menerawang bulan, yang direnungkan barangkali bukan hanya kampung halaman saja.
Dalam alam semesta yang maha luas, bulan adalah benda langit yang paling dikenal akrab dengan umat manusia. Namun bulan yang kerap menjadi topik utama dalam banyak karya sastra kuno hingga zaman modern, melalui analisa dan penjelasan mendetail para ilmuwan, mereka menemukan pengetahuan umat manusia dewasa ini sangat terbatas, banyak teka-teki masih menanti untuk dicermati.
3 hipotesa tak terbukti
Berbicara mengenai asal-usul rembulan, selama ini ilmuwan beranggapan eksis 3 macam kemungkinan. Pertama, yang dinamakan teori penangkapan, yaitu bulan asalnya sebuah benda di langit, tatkala mendekati bumi, tertangkap bumi dan jadilah ia satelit bumi. Kedua, teori satu sumber. Di dalam proses evolusi sistem tata surya, alam semesta bagaikan segumpal kabut awan, dengan perlahan membeku menjadi sebuah bumi, pada tepiannya terbentuk sebuah bulan yang ikut berputar. Ketiga, disebut teori ledakan, atau teori perpecahan, dikatakan bumi tiba-tiba meledak, sebagiannya terlontar keluar terbentuklah bulan.
Dewasa ini ketiga macam hipotesa ini terbukti hampir tidak mungkin terjadi. Misalnya teori penangkapan bumi. Bulan yang memiliki diameter 27% dari bumi dengan mudahnya tersedot ke dalam orbit bumi, hal ini di mata ilmuwan astronomi merupakan fenomena yang sangat tidak mungkin terjadi. Apalagi sudut bulan saat memasuki orbit planet dibutuhkan kecermatan luar biasa, selisih sedikit saja tidak bisa. Begitu tidak hati-hati maka mudah ditangkap oleh bintang-bintang besar lain dalam sistem tata surya.
Meski bulan secara kebetulan dengan sudut yang begitu presisi memasuki lingkaran bumi dan bisa mengelilingi bumi juga seharusnya berbentuk elips, bukannya orbit bulan yang berbetuk bulat mulus itu.   
Kedua teori yang lain, teori satu sumber dan teori perpecahan, dilihat dari sudut pandang susunan materi, seharusnya komposisi dan struktur bulan dan bumi kurang lebih sama. Tetapi pesawat antariksa Apollo AS membawa serta banyak sampel dari bulan. Penelitian usia bebatuan bulan menunjukkan, dalam hal masa terbentuknya bulan agak lebih dahulu daripada bumi. Batuan di permukaan bulan yang paling kuno terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu (sebagian bebatuan berusia 7 miliar tahun), sedangkan waktu terbentuknya batuan yang paling tua di bumi kita hanyalah 3,9 miliar tahun. Terdapat 6 jenis elemen yang tidak dimiliki bumi, inilah yang tidak dijelaskan pada teori satu sumber dan teori perpecahan.
Meski ketiga macam hipotesa tentang terbentuknya bulan oleh alam tidak terbukti, maka bulan itu sesungguhnya berasal dari mana? Jangan-jangan ia dibuat manusia? Ketika pemikiran tidak biasa ini muncul di dalam alam pikir yang luas, banyak orang yang terkungkung konsep tradisional, langsung timbul emosi penolakan dari dalam hatinya. Akan tetapi, banyak ilmuwan pemberani sudah sesuai dengan bukti ilmiah beranggapan “bulan adalah buatan manusia”. 
Di bawah ini adalah ringkasan sederhana hasil investigasi bulan oleh para perintis iptek tersebut.
 
Bulan: Satelit yang “terlalu besar”
Mengenai ukuran bulan. Ilmuwan menemukan, bulan adalah sebuah benda langit yang abnormal, ia jauh lebih besar daripada satelit benda langit. Sejumlah planet dalam sistem tata surya ini memiliki satelit, ini fenomena alami yang sering terjadi. Namun bulan kita memiliki sebuah ukuran yang “tidak lumrah”, boleh dibilang sebagai sebuah satelit, volumenya apabila dibandingkan dengan induk planet yakni bumi, betul-betul terlalu besar. 
Silakan cermati data berikut: Diameter bumi 12.756 km, sedangkan diameter bulan 3.467 km, sekitar 27% dari diameter bumi. Diameter Mars 6.787 km, ia memiliki 2 satelit, yang lebih besar berdiameter 23 km, atau 0,34% dari Mars. Planet Jupiter berdiameter 142.800 km, mempunyai 13 buah satelit, yang paling besar berdiameter 5.000 km atau 3,5% dari planet Jupiter. Planet Saturnus berdiameter 120.000 km, ia mempunyai 23 buah satelit, yang terbesar berdiameter 4.500 km atau 3,75% dari planet Saturnus.
Satelit dari planet-planet lain, diameternya belum pernah melampaui 5% dari bintang induknya, namun bulan malah mencapai 27%. Ini menandakan bulan bukanlah sebuah benda langit yang biasa-biasa saja.  
Diameter bulan 1/395 diameter matahari, sedangkan rasio jarak bulan dengan bumi, dan dengan matahari adalah 1/395. Perbandingan yang sama itu menyebabkan dari atas permukaan bumi besar-kecilnya bulan dengan matahari terlihat persis sama. Fenomena ini dibahas dari sisi ilmu astronomi “tidak lazim”, minimal dengan planet lainnya di dalam sistem tata surya mutlak tak dapat ditemukan gejala serupa untuk kedua kalinya.
Menghadap Bumi dengan sisi yang sama
Membicarakan bulan, tak urung akan terpikir (bagi masyarakat tradisional Tionghoa) tekstur di permukaan bulan yang berbentuk seperti “gambar” kadang mirip figur orang, pohon atau hewan, sehingga lahirlah dongeng China kuno seperti Wu Gui Menebang Pohon dan Kelinci Meracik Jamu. Bulan selamanya berbentuk seperti itu, karena saat mengelilingi bumi ia senantiasa dengan sisi yang sama menghadap bumi.
Dari titik ini saja sudah sangat muskil. Dari sudut pandang ilmu astronomi, satelit yang sinkron harus melalui perhitungan yang sangat cermat dan tiada orang yang mengetahui bulan telah berapa lama mengelilingi bumi, apabila terjadi sedikit pergeseran saja, salah satu sisinya tidak mungkin selamanya menghadap bumi.
Umat manusia baru memperoleh gambaran rupa punggung bulan, setelah pesawat antariksa melakukan pemotretan. Mengapa bulan selalu dengan sisi yang sama menghadap bumi?
Ini disebabkan, dengan kecepatan rotasi 16,56 km/jam, di sisi lain ia juga berevolusi mengelilingi bumi. Aksial spin yang abnormal, dengan kecepatan sangat cepat, jauh lebih cepat dari kecepatan  yang seharusnya dimiliki planet sejenis dengan ukuran dan jarak yang sama. Waktu yang ia perlukan untuk berotasi satu putaran, “kebetulan” waktunya persis sama dengan revolusi satu kali putaran. Itulah mengapa bulan selalu menghadap bumi dengan sisi yang tetap.   
Dahulu ilmu astronomi memperkirakan punggung bulan tak berbeda banyak dengan sisi depannya, juga memiliki banyak kawah dan lautan lava. Namun dari foto-foto yang dikirim pesawat antariksa ternyata berbeda banyak. Punggung bulan meski terdapat banyak kawah dan lembah serta konturnya naik turun tidak beraturan, kebanyakan kawah kecil dan pegunungan, hanya terdapat sedikit lautan lava.
Perbedaan kedua sisi bulan tersebut, tak mampu dijawab oleh para ilmuwan. Secara logika, bulan merupakan benda langit alami di ruang hampa, dalam jangka waktu lama, mestinya kedua sisi tersebut berpeluang menerima hantaman meteorit yang seharusnya sama. Bagaimana bisa terdapat perbedaan pada sisi depan dan punggungnya? 
Yang lebih mengejutkan orang, beberapa ribu tahun lalu, Suku Maya ternyata mampu mengukir bentuk punggung bulan pada daun pintu Kuil Bulan guna menyembah dewa mereka. Apakah orang Maya pernah terbang ke ruang angkasa dan menyaksikan punggung bulan?
Bentuk orbit bulan bundar
Pada umumnya orbit satelit alami berbentuk elips, padahal orbit bulan berbentuk bundar (radius orbit itu 380.000 km), kita mengetahui, hanya orbit satelit buatan manusia yang berbentuk bundar. Jangan-jangan bulan hanyalah sebuah satelit raksasa ciptaan manusia?





Sisi bulan yang memunggungi bumi bopeng, tidak rata, dipenuhi dengan kawah kecil dan pegunungan. (WIKIPEDIA)
Bukti Bulan berongga
Ahli gempa bumi biasanya menggunakan getaran gempa untuk meneliti sifat bagian dalam bumi. Sama halnya, “getaran bulan” digunakan ilmuwan untuk meneliti sifat bagian dalam bulan.
Sejak 1969, dari Apollo-11 sampai Apollo-17, AS secara kontinu mengirim pesawat antariksa ke bulan untuk melakukan penelitian ilmiah. Mereka menggunakan permukaan bulan sebagai pangkalan, memasang seismograph dengan sensitivitas tinggi untuk mengirimkan data gempa bulan kembali ke bumi. Salah satunya dipasang astronot Apollo-11 di Laut Sunyi, satunya lagi dipasang Apollo-12 di Samudera Badai. Seismograph dengan sensitivitas tinggi tersebut bahkan bisa mencatat suara langkah kaki para astronot di atas bulan.
20 November 1969, pukul 4:15 Waktu Amerika Tengah, astronot Apollo-12 menggunakan bagian atas pendaratan bulan menumbuk permukaan bulan, dengan seketika telah terjadi gempa bulan. Bulan  “bergoyang” selama minimal 55 menit. Getaran itu dari kecil lambat laun menjadi besar, sampai ke tingkat tertinggi membutuhkan waktu sekitar 8 menit, lalu taraf getaran seolah berangsur melemah hingga akhirnya lenyap. Proses tersebut telah memakan waktu sekitar 1 jam, selain itu “sisa getaran yang mengema” lama tak kunjung hilang.
Morris, penanggung jawab biro penelitian gempa, dalam berita TV saat menyampaikan realita mengejutkan ini, berkata, “Hendak melukiskan secara gamblang getaran seperti itu, bagaikan menabuh lonceng besar gereja. Getaran gempa merembet ke sekeliling permukaan bulan dan tidak menyebar ke bagian dalam bulan, ini seperti terjadi pada benda logam bulat yang bagian tengahnya berongga.”
Fenomena semacam ini di atas bumi mutlak tidak mungkin terjadi. Ini sepenuhnya membuktikan bagian dalam bulan kosong, permukaannya selapis kerak.
Sesudah Apollo-12 mencipta “keajaiban”, astronot Apollo-13 dengan cara tanpa kabel menggunakan roket pesawat antariksa tingkat ke-3, memandunya menumbuk permukaan bulan. Lokasi yang dipilih sejauh 87 mil dari seismograph yang dipasang astronot Apollo-12. Setelah berlangsung selama 3 jam 20 menit, gempa bulan baru berangsur selesai. Kedalaman gempa bulan mencapai 22 mil sampai 25 mil.
Ilmuwan mengetahui, hanya bola yang tengahnya kosong baru bisa terjadi getaran dengan model semacam itu. Astronot Apollo-13 dan 14 juga melakukan percobaan gempa bulan selama beberapa kali, getaran permukaan bulan yang ditimbulkan getaran bulan terbesar bertahan selama 4 jam lebih.   
Reportase Apollo-16 dengan Permukaan Bulan dari NASA, membahas penelitian gempa bulan menjelaskan, pada bagian dalam kerak bulan eksis sebuah “lapisan keras” setebal 40 mil. Ilmuwan Dr. Von Braun mengatakan, kecepatan penyebaran getaran pada kedalaman 40 mil adalah 6 mil/detik, ini tak akan mampu dilakukan batu cadas. Jika kita periksa sejenak buku panduan fisika, sudah lantas tahu, suara dapat mencapai kecepatan penyebaran sedemikian cepat hanya terjadi pada logam atau batuan cadas bersifat logam.  
Kecepatan penyebaran getaran di bagian dalam bulan dan logam adalah sama, maka ilmuwan memprediksi bagian dalam bulan eksis sebuah benda kerak logam yang  berongga pada bagian tengahnya. Sedangkan lapisan batuan dengan ketebalan 10-20 mil menutupi dengan longgar di atas benda padat.
Dr. Ude mengatakan lapisan longgar ini terbentuk dalam kurun waktu beberapa ratus juta tahun, batu meteorit dan planet mini serta meteor berulangkali menumbuk keras permukaan bulan.

5 komentar:

boy mengatakan...

antara percaya dan nggak sihh yaaa.....yg jadi pertanyaanku? gimana cara membawa bulan segede itu ke angkasa???

buya mengatakan...

nih ilmuwan dah setres x...xixixiix

amiril mengatakan...

kalo aku percaya aja, la sekarang manusia dah bisa rekreasi ke bulan...segala umur lagi...

Anonim mengatakan...

percaya..
manusia makhluk paling mulia ( yg berakhlak mulia )..
sampe malaikat dan jin pun diperintahkan sujud oleh Alloh..
bulan kan hanya sebuah benda mati,kenapa manusia g mungkin untuk membuatnya..?
kemungkinan tetap ada..

Anonim mengatakan...

Gimana cara membawa bulan ke angkasa??...itu merupakan pertanyaan yang menarik...tapi menurut saya di bulan juga ditemukan unsur murni berupa gas helium-3...merupakan gas yang sangat langka dibumi...dan unsur helium merupakan unsur kimia yang paling ringan di bumi.....jadi mungkin bulan diterbangkan menggunakan gas Helium-3.. ^_^

Posting Komentar