GELOMBANG SUARA BINTANG JAUH UNGKAP SIKLUS MIRIP MATAHARI



(INTERNET)



(INTERNET)

Usaha yang panjang membuka takbir rahasia yang disimpan oleh Matahari, termasuk dampak dari siklus 11 tahunan terhadap Bumi, kelompok ilmuwan internasional telah berhasil “menggali” sebuah bintang yang jauh. Dengan memantau gelombang suara dari bintang tersebut, kelompok ini telah mengamati adanya siklus magnetik yang serupa dengan siklus solar Matahari. 
Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan yang bermarkas di National Center for Atmospheric Research (NCAR) dan negara sahabat Prancis dan Spanyol telah dimuat dalam jurnal Science.
Bintang yang sedang diteliti oleh para ilmuwan ini memiliki nama resmi HD49933 dan terletak 100 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Monoceros, Unicorn, arah timur dari rasi bintang Orion. Dengan menganalisa fluktuasi akustik bintang lewat teknik stellar seismology ini, kelompok ini berhasil mendeteksi adanya “starspots” (bintik bintang), suatu wilayah di permukaan bintang dimana aktivitas magnetik yang kuat muncul sangat mirip dengan bintik Matahari (Matahari merupakan bintang yang letaknya paling dekat dengan Bumi).
Meski para ilmuwan sebelumnya pernah mengamati fenomena serupa pada bintang lain, tetap saja penemuan ini merupakan penemuan pertama yang diperoleh lewat pemakaian teknik stellar seismology. 
“Pada dasarnya, bintang berbunyi mirip lonceng,” kata Travis Metcalfe, seorang ilmuwan NCAR. “Ketika bergerak melewati siklus starspot, nada dan kerasnya bunyi berubah dalam pola yang spesifik, bergerak ke nada yang lebih tinggi dan suara yang lebih pelan ketika ia berada pada puncak siklus magnetik.”
“Kami menemukan bahwa aktivitas siklus magnetik bintang ini serupa dengan Matahari,” kata Savita Mathur juga seorang ilmuwan NCAR. “Teknik mendengarkan bintang ini membuat kita mampu meneliti beberapa ratus bintang lainnya.”
Kelompok ini berharap untuk mengukur berapa potensi dari beberapa bintang lain di galaksi kita yang memiliki planet, termasuk planet-palnet yang mungkin memiliki kehidupan.
“Pemahaman atas aktivitas sebuah bintang yang memiliki planet sangat diperlukan karena kondisi magnetik di permukaan bintang memiliki pengaruh terhadap zona habitable (zona yang dapat ditinggali), dimana kehidupan dapat berkembang,” jelas Rafael Garcia, ilmuwan CEA-Saclay.
Penggunaan teknik stellar seismology terhadap bintang-bintang lain dapat membantu para ilmuwan untuk memahami bagaimana siklus aktivitas magnetik dari tiap bintang berbeda satu sama lain, serta proses apa yang terjadi dibalik fenomena tersebut. Pekerjaan tersebut merupakan suatu titik terang dalam proses magnetik yang terjadi pada Matahari, memperpanjang pemahaman kita mengenai pengaruhnya terhadap iklim Bumi.
Penelitian ini juga akan mengarahkan kita untuk mampu membuat prediksi yang lebih tepat dari siklus Matahari yang menghasilkan badai geomagnetik yang memiliki dampak buruk terhadap pembangkit listrik dan jaringan komunikasi. (Science Daily/den)

2 komentar:

nurul mengatakan...

aku baru tau nih...gd

yono mengatakan...

mantepp

Posting Komentar